184,32 / 12 = 15,36 batang atau 15 batang dengan lebihan 4,32 m. 3. Hitung Berat Besi Beton. Berdasarkan tabel berat besi beton, untuk tulangan ⌀10 berat nominal per meternya adalah 0,617 kg/m. S = L.tulangan x berat besi = 184,32 x 0,617 = 113,725 kg. Jadi kebutuhan besi betonnya adalah 15 batang dengan lebihan 4,32 meter dan berat 113,725
menghubungkanantara satu pondasi dengan pondasi yang lain, atau menghubungkan antara satu sloof dengan sloof yang lain Sloof yang menghubungkan antara satu pondasi dengan pondasi yang lain itulah yang disebut Tie Beam (balok pengikat), karena fungsinya adalah untuk memberi ikatan antar pondasi. Fungsi Sloof
Beratmasing-masing komponen adalah kolom dengan berat 290,4 kg dan balok atas dengan berat 88,8 kg 2. Setelah bekisting dilepas semua komponen dirakit menjadi satu kesatuan struktur 3. Hasil kekuatan test silinder setelah: - 7 hari , mengghasilkan kekuatan = 150 kN; dengan mutu K - 150 Kg/cm2 - 14 hari, mengghasilkan kekuatan = 190 kN
videokali ini saya akan coba menjelaskan bagaimana posisi dari tulangan sloof dan kolom yang di sambungkan.. buat sahabat yang rindu untuk konsultasi ada baiknya sahabat untuk follow akun ig
Penyambunganyang benar pada proses pekerjaan pemasangan besi sloof ialah adanya pengait yang panjangnya minimal 50 cm diantara 2 ujung besi. Besi tersebut bertemu dan setiap ujungnya dibengkokkan 2 cm sebagai pengait. Pada gambar ini bisa Anda lihat proses pekerjaan pemasangan besi sloof pada titik pertemuan penyambungan besi yang kurang baik
kJjQhhA. Menghitung Kebutuhan Besi memang menjadi perhatian utama saat kita mengerjakan struktur bangunan. Karena hal itu kita butuhkan saat mempersiapkan pekerjaan struktur. Sloof, Kolom Tiang serta Cor Dak kita bisa melaksanakan secara bertahap. Dengan mengerjakannya secara bertahap dan mengetahui kebutuhan besi diawal akan sangat membantu kita saat proyek ukuran dan tabel berat besi beton silahkan cek merupakan uraian metode menghitung kebutuhan besi pada pengerjaan pekerjaan sloof, kolom tiang serta cor Menghitung untuk Pekerjaan Sloof, Kolom Tiang dan Cor DakAnda bisa menghitung kebutuhan besi pada setiap pekerjaan menyesuaikan dengan jenis pekerjaannya. Pedoman yang digunakan adalah berdasarkan gambar denah pondasi yang adalah contoh perhitungan untuk Pekerjaan Sloof, Kolom Tiang dan Cor Dak 1. SloofAnda perlu mengetahui ukuran sloof,panjang pondasi,diameter besi pokok bisa 4 – 6 batang minimal besi diameter 10 mm,besi cincin/sengakang danjarak pemasangan besi cincin/ Kolom TiangAnda perlu mengetahui ukuran kolom tiang,tinggi tiang,diameter besi pokok biasanya 6 batang minimal besi diameter 10 mm,besi cincin/sengkang danjarak pemasangan besi cincin atau Cor DakAnda perlu mengetahui luas lantai bangunan yang akan tercor,konstruksi/gambar pembesian yang akan membuatnya danukuran besi yang akan terpakai biasanya minimal diameter 8 mm.Tiga uraian diatas ialah gambaran umum. Jika Anda sudah memiliki semua informasi kebutuhannya, Anda dapat menghitungnya per satuan meter saja. Kemudian kalikan dengan total kebutuhan atau keseluruhan sesuai dengan volume Menghitung Kebutuhan Besi Pekerjaan SloofContoh jika ingin menghitung kebutuhan besi pekerjaan sloof dengan detail panjang total 100 m,ukuran sloof 15 cm x 20 cmbesi pokok 6 buah diameter 10 mm,jarak besi sengkang 15 cmmenggunakan besi 6 kebutuhan besi yang harus kita beli adalah Besi pokok ukuran 10 mm = 100 m x 6 buah 12 m ukuran perbatang pada toko = 50 Batang. Maka sebaiknya membeli 55 batang karena dalam setiap sambungan ada stek penguat Cincin/sengkang ukuran 6 mm = 100 m 0,15 m =666,6 pembulatkan menjadi 667 buah besi cincin/ besi Balok Sloof pada semua sisinya setebal 2 cm. Jika ukuran sloof 15×20 cm maka 2 sisi lebar 15 cm = 15 – 4 = 11 cm dan 20 – 4 = 16 cm. Jadi panjang besi cincin/sengkang. Jika Anda bentangkan adalah = 11×2+16×2+4 2 cm untuk Anda bengkokan sebagai pengunci disetiap ujung besi cincin/sengkang = 58 cincin/sengkang ukuran 6 mm yang harus Anda beli adalah 58 cm x 667 = 38686 cm –> 386,86 m 12 ukuran perbatang pada toko = 32,23 batang, maka belilah 33 – 35 kawat beton sebagai pengikat sepertinya beli 2 kg cukup / 2 contoh penghitungan sederhana dalam Menyiapkan Kebutuhan Besi untuk Pekerjaan Sloof, Kolom Tiang dan Cor Dak.
Dalam proses pembangunan konstruksi bangunan, tentu tidak lepas dari proses pengerjaan beton seperti instalasi kolom, ring balk dan sloof. Masing-masing proses dalam instalasi tersebut memiliki peranan terpenting untuk menjaga kekuatan dan kekokohan suatu bangunan. Jika anda merupakan orang yang masih awam mengenai dunia konstruksi, berikut kami paparkan beberapa penjelasan jenis pekerjaan tersebut. Sloof Yaitu sebuah struktur bangunan yang diletakkan pada bagian atas pondasi. Fungsinya adalah agar papan pondasi menjadi rata. Di samping itu, sloof juga berguna sebagai pengunci terhadap dinding apabila sewaktu-waktu terjadi pergeseran atau pergerakan tanah. Hal ini sangatlah penting agar dinding bangunan tidak mudah roboh. Seringkali pengaplikasian dimensi sloof yang seringkali berlaku pada rumah tinggal berlantai satu yaitu dengan tinggi 20 cm dan lebar 15 cm. Besi beton tulangan utama terdiri atas 4 buah dengan diameter 10 mm. Apabila Anda membutuhkan supplier besi, silahkan kunjungi Proses pengerjaan instalasi besi sloof berlangsung apabila permukaan pondasi batu belah sudah dibersihkan dari kotoran tanah dan lain sebagainya. Hal ini memungkinkan permukaan pondasi batu belah dapat melekat secara maksimal terhadap adukan cor sloof. Proses penyambungan akurat terhadap proses instalasi besi sloof yaitu dengan menggunakan pengait yang panjang minimal 50 cm dengan 2 ujung besi. Selanjutnya, besi tersebut setiap ujungnya bertemu dan dibengkokkan sekitar 2 cm yang nantinya akan berfungsi sebagai pengangkut. Apabila proses pengerjaan pemasangan besi sloof terhadap titik pertemuan sambungan besi dinilai kurang baik, maka secara otomatis kualitas konstruksi juga menjadi kurang maksimal. Kolom Yaitu sebuah elemen struktur tekan yang memiliki peranan vital terhadap sebuah bangunan. Apabila kolom bermasalah terhadap kekuatannya yang menurun, tentu hal ini akan menjadi salah satu sebab dunia bangunan. Untuk membuat struktur dan kolom, maka dibutuhkan komponen besi serta beton. Keduanya adalah gabungan antara material yang memiliki daya tahan tekan dan tarik. Besi merupakan material yang tahan terhadap tarikan, sementara beton adalah material yang tahan terhadap tekanan. Kedua material ini apabila digabungkan dalam struktur beton bentuk akan memungkinkan kolom makan bagian struktural lainnya seperti balok dan sloof mampu menahan gaya tarik dan tekan dalam bangunan. Terdapat berbagai jenis kolom yang saat ini diaplikasikan oleh para tukang. Akan tetapi untuk rumah sederhana, setidaknya ada dua kolom yang bisa anda terapkan, yaitu kolom praktis dan kolom utama. Kolom utama Kolom utama memiliki fungsi sebagai penyanggah beban utama rumah. Kami menyarankan anda untuk membuat jarak kolom utama pada rumah sederhana sekitar 3,5 m. Hal ini bertujuan agar dimensi balok terhadap penopang lantai tidak terlalu tinggi. Jika kolam dibuat dengan jarak 3,5 m lebih, maka struktur bangunan harus anda kalkulasi. Kolom praktis Merupakan kolom yang memiliki fungsi sebagai penyokong dari kolom utama sekaligus pengikat dinding sehingga bangunan tetap stabil dan kokoh. Jarak kolom praktis secara maksimum adalah 3,5 m atau dalam pertemuan pasangan bata. Ring Balk Yaitu pakaian struktur bangunan yang serupa dengan balok namun terletak di bagian atas dinding bata. Fungsinya adalah untuk mengikat pasangan bata sekaligus meratakan beban serta struktur yang berada di bagian atasnya, seperti beban yang diterima oleh komponen kuda-kuda. Instalasi ring balk secara maksimum adalah 4 m dari sloof, namun idealnya adalah sekitar 3 m. Secara umum, dimensi ring balk yang banyak diterapkan adalah tinggi 15 cm dan lebar 15 cm dengan tulangan pokok atau besi beton.
Tahukah Anda, apa perbedaan kolom dan balok pada sebuah fondasi konstruksi bangunan? Pada dasarnya, fondasi bangunan memiliki beberapa struktur yang berbeda. Struktur fondasi tersebut dimulai dari penopang paling bawah, penopang beban bangunan dan penguat. Kolom, balok dan Sloof menjadi fondasi bangunan yang bisa dipelajari perbedaannya. Ketiga komponen tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Contoh sederhana seperti kolom di bagian bawah struktur bangunan untuk menopang beban vertikal dari balok yang ada. Selanjutnya ada balok yang digunakan sebagai penyangga berbentuk horizontal. Sedangkan Sloof, menjadi fondasi paling bawah yang digunakan untuk fondasi kolom. Perbedaan kolom dan balok, serta sloof harus diketahui agar Anda tidak salah ketika ingin membangun. Ketiga komponen menjadi fondasi yang harus diperkirakan terlebih dulu. Jika fondasinya tidak dirancang, Anda tidak akan bisa membangun infrastruktur. Perancangan juga membutuhkan material yang berkualitas, agar bangunan bisa berdiri kokoh dan tahan gempa. Struktur bangunan pada dasarnya terdiri dari dua jenis yaitu bagian atas dan bawah. Struktur bagian bawah terdiri dari pondasi, galian tanah dan konstruksi basement atau saluran air. Di sisi lain, struktur bagian atas terdiri dari kolom, balok serta Sloof yang menopang bangunan. Anda perlu memahami struktur bagian atas agar bangunan bisa berdiri dengan kokoh. Berikut ini penjelasan terkait kolom, balok dan Sloof yang perlu diketahui. 1. Kolom Perbedaan kolom dan balok dilihat dari rangka struktur pemikul bebannya. Kolom itu sendiri merupakan batang tekan vertikal yang menjadi pemikul beban balok. Rangka dari kolom terpasang atau tertancap di atas Sloof yang menjadi fondasi paling utama. Kolom berbentuk vertikal dengan memasangkan rangka besi yang dibeton. Rangka besi di kolom menjadi penahan agar bangunan dapat berdiri dengan kokoh. Kekuatan dari rangka besi harus kuat supaya beban balok tertahan dan tidak menimbulkan keruntuhan. Fungsi utama kolom ialah penerus beban seluruh bagian bangunan ke arah fondasi Sloof. Di saat konstruksi, bagian kolom harus diperhatikan secara seksama. Tujuannya agar daya tahan bangunan terjamin dan tidak roboh ketika terjadi gempa atau guncangan. Supaya bangunan kuat, seluruh bagian fondasi harus mendapat penanganan lebih. Mulai dari Sloof yang jadi fondasi penopang kolom dan seterusnya sampai balok. Tentu saja ada perbedaan kolom dan balok yang signifikan jika dilihat dari jenis-jenisnya. Jenis-jenis kolom terdiri dari Kolom Terikat Tied Column Kolom ikat merupakan material beton yang memiliki besi di dalamnya. Tulang besi itu terikat ke dalam beton untuk memperkukuh bangunan. Banyak konstruksi memakai jenis kolom ini karena mudah dibuat dengan tahap pengerjaan yang simpel. Kolom Spiral Spiral Column Selanjutnya ada kolom spiral yang menggunakan konsep serupa kolom ikat. Namun dilihat dari tulang besinya, kolom spiral lebih mengikat dengan melilit sepanjang beton. Fungsi kolom ini ialah untuk mengurangi deformasi sehingga fondasi lebih kuat. Kolom Komposit Composite Column Berbeda dengan dua kolom lainnya, jenis komposit menggunakan baja sebagai tulang beton. Jika dilihat dari kekuatannya, tentu baja lebih baik dibandingkan besi. Sehingga kolom ini memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan kedua jenis kolom lainnya. 2. Balok Perbedaan kolom dan balok bisa terlihat dari jenis-jenisnya. Balok itu sendiri merupakan bagian bangunan yang menjadi dudukan lantai. Tentu saja balok berbentuk horizontal dan strukturnya akan dibentang ke seluruh bagian bangunan secara menyeluruh. Lantai gedung bertingkat tidak akan kokoh tanpa bentangan balok di bawahnya. Struktur ini juga berlaku untuk konstruksi jembatan dan jalan raya yang membutuhkan dudukan. Secara spesifik fungsi balok pada bangunan itu untuk mengikat kolom lantai atas. Saat bangunan dipasang balok sebagai dudukan lantai, struktur tidak akan merenggang. Bangunan menjadi semakin kokoh karena beban ditahan oleh balok secara langsung. Di sisi lain, balok pasti akan menyalurkan bebannya ke kolom dan dilanjutkan ke Sloof. Selain menyalurkan beban, balok juga berfungsi sebagai stabilitas. Kelenturan bangunan dipengaruhi oleh seberapa kokoh balok, kolom dan fondasinya. Adanya perbedaan kolom dan balok konstruksi dilihat dari beberapa jenis balok yang bisa Anda gunakan. Jenis-jenis balok konstruksi terdiri dari Balok Sederhana Dilihat dari bentuknya, balok sederhana merupakan komponen yang memiliki ujung bertumpu. Ujung antar balok bisa berotasi karena momen yang diberikan. Balok jenis ini tidak bergantung pada material dasar dan bentuk penampangnya. Balok Tersuspensi Versi lanjutan dari komponen balok sederhana bernama balok tersuspensi. Jenis balok tersuspensi bertumpu pada balok teritisan dengan momen nolnya. Adanya momen itu dapat meningkatkan kerenggangan balok supaya menjadi lebih kokoh. Balok Teritisan Untuk balok teritisan, pemasangannya bertumpu pada kolom. Jika dilihat dari bentuk balok tersebut, salah satu ujungnya melewati kolom. Tumpuan jadi lebih luas leluasa sehingga lantai bangunan dapat lebih kuat menopang lantai beranda. Balok Kantilever Perbedaan kolom dan balok terlihat saat dipasangkan secara bersamaan. Kolom jadi penopang dan balok diletakkan di atas tumpuan tersebut. Balok kantilever yang hanya ditopang menggunakan satu kolom di tengah saja tanpa penyangga di ujungnya. Balok Kontinu Banyak bangunan bertingkat menggunakan balok kontinu atau kontinuitas. Balok jenis ini memanjang dan dapat ditumpu oleh beberapa kolom. Contoh sederhananya bisa dilihat dari Jembatan Layang yang memanjang karena tumpuan balok dan kolom. Balok Ujung Tetap Memiliki ujung tetap, balok ini sanggup menahan translasi dan rotasi bangunan. Balok dikaitkan pada kolom sehingga tidak bisa bergerak. Kekuatan penahannya berpusat pada kolom yang menampung beban ujung balok tersebut secara menyeluruh. 3. Sloof Selain perbedaan kolom dan balok, ada juga Sloof yang menjadi penyangga utama kedua komponen tersebut. Sloof jadi beton susunan yang diletakkan di atas fondasi konstruksi paling bawah. Fungsinya sebagai tempat kolom, karena meratakan beban bangunan. Dengan adanya Sloof, beban bangunan bisa tersebar secara merata. Kolom yang menjadi penyangga tidak akan menimpa beban berat ketika dipasangkan di atas Sloof. Beban yang ditampung kolom tersebut akan dialirkan ke bagian Sloof agar menyebar. Simpelnya, Sloof digunakan sebagai sekat dinding rumah karena tersedia fondasinya. Jika sudah ada fondasi, tentu pemasangan struktur dinding jadi lebih mudah. Biasanya Sloof dibangun terlebih dulu sebagai struktur atau fondasi bangunan paling utama. Berdasarkan penjelasan tersebut, Anda butuh fondasi yang kokoh. Fondasi terdiri dari besi dan beton yang membentuk balok, kolom serta Sloof. Perbedaan kolom dan balok juga terlihat dari jenis besi yang digunakan sebagai pembentuk utama. Tanpa besi sebagai material utama, Anda tidak akan dapat membangun bangunan yang benar-benar berkualitas. Untuk mendapat material terbaik, Anda harus menggunakan produk KPS Steel karena sudah terbukti dari tingkat daya tahannya. Baca Juga Mengenal Apa itu Teknologi Konstruksi, Tujuan & Fungsinya PT Karya Perkasa Steelindo menjadi produsen besi terbaik yang ada di Indonesia. Dengan berbagai macam produk besinya, perancangan konstruksi Anda bisa dioptimalkan. Produk yang dapat digunakan di antaranya besi beton, besi kanal, besi AS dan pipa besi lainnya.
PEKERJAAN SAMBUNGAN ANTARA STRUKTUR PEDESTAL, KOLOM DAN BALOK ATASPEKERJAAN SAMBUNGAN ANTARA STRUKTUR PEDESTAL, KOLOM DAN BALOK ATASABSTRAK Perkembangan teknologi pembuatan konstruksi bangunan beton makin berkembang dari material beton ringan sampai panel pracetak. Banyaknya konstruksi yang menggunakan metode beton pracetak yang membuat waktu lebih cepat dan lebih dapat dikontrol mutu betonnya. Penelitian elemen struktur bagian atas yaitu kolom dan balok atas pracetak dengan mutu K-150. Pekerjaan ini dimanfaatkan untuk pekerjaan rumah sederhana satu lantai, sehingga diharapkan dapat menghemat waktu pengerjaan dan pelaksanaan dalam pekerjaan struktur bagian atas, dan lebih memajukan perkembangan teknologi konstruksi bangunan yaitu sistem bongkar pasang untuk struktur antara pedestal dengan kolom dan kolom dengan balok atas. Hasil penelitian diperoleh struktur ini dapat stabil jika penurunan dari tanah 1/100 dari panjang sloof yang ada atau kurang dari 1/50 dari panjang sloof yang ada. Sehingga struktur masih berdiri dengan stabil. KATA KUNCI pekerjaan sambungan, konstruksi bongkar pasang, beton mutu K-150 , sambungan kolom dan balok atas pracetak, rumah sederhana Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman semua aspek kehidupan mengalami kemajuan, salah satunya dalam hal pembangunan. Dalam dunia konstruksi saat ini menuntut untuk bergerak cepat, tepat, dan efisien dalam pembangunan suatu proyek. Penggunaan sistem precast atau yang dikenal dengan beton pracetak banyak digunakan dalam pembangunan saat ini karena dapat bekerja dengan cepat, tepat, dan efisien. Sistem ini sangatlah efisien apabila diterapkan dalam pembangunan bangunan rumah sederhana. Sistem beton pracetak ini ramah lingkungan karena tidak menimbulkan waste sisa konstruksi, dan mutu beton dapat dikontrol oleh pabrik. Penelitian ini bertitik berat pada bagaimana hubungan antara struktur pedestal dengan kolom, dan kolom dengan balok atas sehingga memungkinkan untuk tetap stabil dengan lama pengerjaan yang relatif singkat. Diharapkan dari hasil penelitian ini dalam pengerjaan kolom dan balok dari suatu bangunan rumah sederhana akan jauh lebih cepat dan ramah akan lingkungan. Lebih cepat karena pembuatan kolom dan balok menggunakan sistem precast, yang dapat menghemat waktu dan biaya dalam sebuah proyek konstruksi. Selain itu sistem sambunganya dapat diaplikasikan pada industri – industri perumahan yang berkembang di Indonesia khususnya di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Yang dimaksud dengan sloof adalah bagian dari struktur sebuah bangunan yang letaknya ada di atas pondasi. Fungsinya untuk meratakan beban yang harus disangga oleh pondasi dan menjadi pengikat antara kolom dan dinding pondasi. Sedangkan yang dimaksud dengan besi tulang yaitu bagian utama untuk membuat sloof. Dan sesuai dengan namanya, maka susunannya juga terdiri dari besi yang dirakit menjadi kerangka. Memasang besi tilang kolom dan sloof harus dibuat dengan perhitungan yang sangat cermat, karena dari element inilah yang menjadi sumber kekuatan pendirian bangunan selain dinding dan beberapa element yang lain. Pekerjaan pemasangannya bisa dilakukan apabila semua kebutuhan tulang untuk sloof serta tiang kolom sudah terpenuhi. Sebaiknya pemasangan ini dilakukan oleh tukang atau ahli yang sudah berpengalaman dan memahami benar ilmu konstruksi. Sebelum dipasang, besi tulang kolom dan sloof tersebut harus dirakit lebih dahulu. Biasanya besi yang digunakan ada dua jenis yaitu ukuran besar yang dijadikan sebagai kerangka dan besi kecil untuk membuat cincin yang fungsinya sebagai pemersatu kerangka. Agar bisa menjadi susunan yang baik, dibutuhkan kawat yang dinamakan dengan bendrat. Setelah dibuat susunan, sloof bisa langsung dipasang di atap pondasi lalu dilanjutkan dengan proses berikutnya yaitu memasang tulang kolom. Pemasangan kolom ini harus dilakukan dengan cara yang benar terutama ketika menyatukannya dengan sloof. Apalagi jika posisinya berada di antara dua sloof atau pertigaan. Jika kedua jenis pekerjaan ini selesai dilakukan bisa diteruskan dengan memasang papan untuk pengecoran atau sering dinamakan dengan membuat mal sloof. Bahan yang digunakan untuk membuat mal sloof adalah papan kayu, paku, kawat beton, benang dan pipa peralon. Papan kayu dipakai untuk penahan adonan cor, paku untuk memasang papan, kawat beton atau bendrat untuk mengikat papan kayu lalu benang untuk membuat bentangan yang berfungsi sebagai garis panduan dan pipa peralon untuk saluran pembuangan air yang bila ingin dipasang di bagian dalam. Setelah mal sloof atau papan untuk pengecoran sudah dipasang, sekarang saatnya memasukan adonan cor yang sudah disiapkan. Masukan sedikit demi sedikit adonan tersebut ke dalam papan sambil ditekan-tekan agar celah yang ada di dalam susunan besi tulang bisa tertutup cor semua. Jangan sampai ada yang terlewat karena bisa memunculkan rongga atau lubang. Jika semuanya sudah terisi penuh, tunggu beberapa hari hingga cor tersebut kering lalu papan mal bisa dilepas. Pekerjaan berikutnya adalah memasukan cor ke dalam kolom. Konsep serta langkah kerjanya hampir sama dengan pengecoran pada sloof, namun harus dilakukan sedikit demi sekikit karena posisi kolom adalah vertikal. Pertama pasang papan kayu pada keempat sisi kolom pada bagian bawah dulu. Ukurannya bisa beberapa puluh sentimeter. Setelah itu bisa diisi dengan adonan cor hingga penuh. Dibandingkan dengan pada sloof, pengecoran untuk kolom butuh tingkat kesabaran yang lebih tinggi. Sebab tidak bisa dilakukan secara langsung semuanya tapi selangkah demi selangkah agar bagian kolom bisa terisisi penuh adonan cor. Jadi jika bagian bawah sudah terisi, baru dikerjakan pada bagian yang ada di atas. Demikian seterusnya hingga semua ditutup oleh cor. Yang harus selalu mendapat perhatian dari pekerjaan ini yaitu, ketika proses pengecoran sedang dilakukan, kolom harus diusahakan selalu dalam posisi yang tegak, tidak boleh miring apalagi melengkung. Jika cor terlanjur kering, pekerjaan ini harus diulang dari awal lagi yaitu membuat kolom lagi, memasangnya dan seterusnya. Tentu akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang tidak sedikit. Dan memang, dari beberapa jenis pekerjaan, pengecoran pada kolom termasuk bagian yang paling sulit. Sumber gambar
sambungan besi kolom dan sloof